top of page

Vokalis Rock Indonesia Terbaik yang Memiliki Suara Khas di tahun 90-an

  • duriahw
  • Jan 17, 2019
  • 2 min read

Ketika berbicara tentang kotak musik, kami secara otomatis mendiskusikan tentang selera dan apa yang sudah Anda ketahui, jika selera setiap orang berbeda. Nah, kali ini saya akan membahas masalah musik, lebih tepatnya vokalis / penyanyi. Karena musik dengan penyanyi atau band sangat erat kaitannya.


Dalam sebuah band itu sendiri, ia harus memiliki karakter unik yang merupakan karakteristik dari band, apakah itu gebug drummer, jari-jari gitaris atau suara vokalis, ya?


Ambil contoh band Rock dari London, Inggris, yaitu Queen, band ini memiliki vokalis bernama Freddie Mercury yang terdengar unik seperti penyanyi opera / perkusi, dan dapat mengubah dari nada tinggi ke nada rendah dengan lembut. Di Indonesia, ada banyak band-band Rock yang memiliki vokalis dengan suara tinggi dan juga unik. Siapa mereka yang penasaran?


Selanjutnya kita buat ulasan tentang vokalis yang memiliki suara khas.


Roy Jeconiah



Roy Jeconiah Isoka Wurangian atau yang biasa dikenal dengan Roy Jeconiah lahir pada 6 November 1969 di Surbaya. Roy adalah vokalis / penyanyi karakter, suaranya sangat khas dan kenthal akan menjadi ciri khas Rock, dan mungkin Anda sudah terbiasa dengan karyanya di dunia Rock.


Namanya melambung ketika ia bergabung dengan Hubert Hendry, Peter Agusti dan John Paul Ivan yang bergabung dengan band Lost Angels (sebelum bernama Boomerang), menggantikan vokalis Inno Daon yang telah pergi pada tahun 1990.


Setelah tampil di sana-sini, akhirnya pada tahun 1993, Lost Angels berpartisipasi dalam Festival Musik Rock Indonesia VII (Log Zhelebour) dan berhasil masuk ke 10 nominasi teratas. Setahun kemudian, Mereka (Roy dengan band Lost Angels) direkrut oleh perusahaan rekaman yaitu Logiss Record, tepatnya pada 8 Mei 1994 mereka mengubah nama mereka menjadi Boomerang dan merilis album pertama mereka dengan judul yang sama.


Krisyanto



Berbakat dengan suara yang berat, serak dan berbatu, membuat Krisyanto atau sering disebut Anto 'menjadi vokalis rock yang disukai oleh banyak pecinta musik Rock. Pria yang lahir di Bandung, Jawa Barat, pada 17 Februari 1966, bergabung dengan band rock bernama Jamrud.


Dia mulai dikenal masyarakat luas ketika dia bergabung dengan Jamrud sekitar 1995, bersama dengan Aziz MS. Sebelum mengubah namanya menjadi Jamrud, sebuah band yang dibentuk oleh 'Azis' Mangasi Siagian (gitar) dan 'Ricky' Teddy (bass) pada tahun 1989 masih bernama Jamrock. Jamrock terus mengalami perubahan personil, jadi Krisyanto bergabung mengisi bagian vokal.


Hengky Supit



Hengy Supit adalah vokalis / penyanyi rock yang memiliki suara tinggi dan juga melengking, bakat dan minatnya dalam dunia musik Rock telah tertanam sejak kecil, ia sering mendengarkan koleksi musik Rock ibunya (kaset band lama, seperti Led Zeppelin, Paul Anka, hingga Frank Sinatra).


Ketika dia masih di sekolah, Hengky mulai membuat band pertamanya dengan teman-teman di sekolah menengahnya. Band bernama Wawancara cukup populer di wilayah Palu dan sekitarnya, mereka sering mengisi acara ulang tahun dan menawarkan untuk tampil di sekolah menengah lainnya.


Ecky Lamoh



Eki lahir pada 13 Juli 1961 di Jakarta dengan nama Alexander Theodore, nama Ecky / Eki sendiri yang ia dapatkan dari keluarganya, yang memanggilnya dengan nama Leki (panggilan manis untuk Alexander). Sedangkan "Lamoh" adalah nama keluarga atau nama keluarga leluhur yang berasal dari Minahasa, Sulawesi Utara. Dari sana ia dikenal sebagai Eki Lamoh hingga saat ini.


Bakat menyanyinya, pertama kali dilihat oleh neneknya, Tora Fischer, yang menyarankan Eki untuk tidak mengikuti jejak ayahnya yang bermain dalam musik Hawaii dan Jazz. Dan akhirnya ia mulai mengejar musik Blues dan Hard Rock sejak usia 9 tahun, band-band besar seperti Deep Purple dan Led Zeppelin, digadang-gadang memiliki pengaruh besar dalam pembentukan vokal Eki.

 
 
 

コメント


© 2023 by Name of Site. Proudly created with Wix.com

  • Facebook Social Icon
  • Twitter Social Icon
  • Instagram Social Icon
bottom of page